Selain tim Big Four, pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, Steven Gerrard, Wayne Rooney, atau John Terry, hal lain yang pasti muncul di setiap musim Liga Primer Inggris adalah kehadiran para pemain muda.
Walaupun pada akhirnya hanya segelintir dari mereka yang akan meraih sukses besar, namun 20 tim dalam liga ini terus menghadirkan para young guns mereka ke hadapan kita.
Peranan para pemain muda itu diakui oleh pihak Asosiasi Pemain Sepakbola Profesional (PFA) lewat pemberian penghargaan Pemain Muda Terbaik Tahun Ini pilihan mereka sejak musim 1973-74.
Batasan dari PFA mudah saja, pemain sepakbola yang bermain di Inggris dan berusia tidak lebih dari 23 tahun dapat menjadi kandidatnya. Pemenang tahun lalu adalah Cesc Fabregas yang menggantikan Cristiano Ronaldo.
Bagaimana dengan tahun ini? Berdasarkan penampilan hingga paruh musim, GOAL.com Indonesia melihat sepuluh kandidat yang berpeluang besar merebut penghargaan dari PFA itu di akhir musim nanti.
Analisa bagi tiap pemain dapat disimak di bawah ini dan pemain diurutkan berdasarkan abjad nama depan mereka.
1. Adam Johnson (Middlesbrough)
Johnson merupakan produk dari akademi Boro yang secara rutin menghasilkan pemain bagi tim inti mereka sejak dibentuk oleh Bryan Robson. Ia berposisi sebagai winger dan sering bertukar posisi dengan Stewart Downing saat berada di lapangan. Bakat yang ditunjukkannya musim ini bahkan membuat pelatih Real Madrid Juande Ramos sempat ingin memboyongnya ke Bernabeu. Bila akhirnya Downing meninggalkan Riverside Stadium, para suporter Boro tidak perlu khawatir karena Johnson merupakan pengganti yang tepat.
2. Ashley Young (Aston Villa)
Tidak ada yang memperhatikan pemain ini saat ia tampil pertama kali di Liga Primer bersama Watford. Tetapi saat Martin O'Neill berani membayar £8 juta untuk membawanya ke Villa Park, banyak yang menganggap harga itu terlalu murah bagi Young (foto, kiri). Di musim pertamanya bersama Villa, Young hanya berada di belakang Fabregas dalam urusan pencetak assist terbanyak dan ia juga termasuk dalam Tim Liga Primer Terbaik untuk musim 2007-08. Di musim keduanya sekarang, umpan silang dari sisi kirinya menjadi santapan empuk striker Villa lain seperti Gabriel Agbonlahor atau John Carew.
3. Cesc Fabregas (Arsenal)
Pemenang gelar tahun lalu ini akan sulit mempertahankan pialanya setelah ia baru dapat bermain kembali bulan Maret mendatang. Padahal musim ini akan menjadi salah satu musim terpenting bagi Fabregas dengan diberikannya tanggung jawab oleh Wenger untuk menjadi kapten The Gunners. Fabregas perlu sembuh lebih cepat dan tampil luar biasa agar bisa bersaing dengan kandidat lainnya. Keberhasilan membuat Arsenal tetap berada di Big Four akan menjadi langkah yang cukup baik.
4. Gabriel Agbonlahor (Aston Villa)
Salah satu resep kesuksesan Aston Villa musim ini adalah dengan kembalinya Gabby (foto, kanan) ke posisi awalnya sebagai striker. Musim lalu, ia lebih sering beroperasi sebagai sayap kanan yang tetap membuatnya menjadi ancaman serius bagi bek lawan. Kecepatan larinya menjadikannya teror bagi pemain bertahan di Liga Primer seperti yang dirasakan oleh duet William Gallas dan Mikael Silvestre saat Villa menang 2-0 di Emirates Stadium.
5. Jamie O'Hara (Tottenham Hotspur)
Di tengah kesuraman yang tengah melingkupi Tottenham Hotspur, sejak masa Juande Ramos hingga Harry Redknapp sekarang, ada satu pemain yang terus bersinar. Ia adalah Jamie O'Hara yang kerja kerasnya di lapangan tengah dapat membuat malu pemain Spurs lainnya yang lebih senior dari dirinya. Puncaknya adalah di semi-final Piala Carling melawan Burnley saat ia masuk sejak babak kedua menggantikan David Bentley. Dalam waktu 90 detik, tendangan sudut O'Hara yang disambut Michael Dawson berhasil menyamakan kedudukan hingga akhirnya Spurs menang 4-1 di akhir pertandingan.
6. Johan Djourou (Arsenal)
Pemain Swiss ini dipanggil kembali oleh Arsene Wenger setelah menimba pengalaman di Birmingham City dengan bermain sebagai pemain tengah dan juga bek tengah. Di Arsenal, ia kini menjadi pilihan pertama Wenger untuk mendampingi Gallas. Kemampuannya mendepak Philippe Senderos ke AC Milan dan menjadikan Kolo Toure sebagai cadangan menunjukkan besarnya keyakinan Wenger terhadap dirinya.
7. Jonny Evans (Manchester United)
Saat Sunderland mengirimkan tawaran £11 juta untuk menjadikan Evans pemain tetap mereka, respon yang diberikan Sir Alex Ferguson membuat klub tersebut kecut. Fergie menyatakan pemain asal Irlandia Utara itu merupakan aset masa depan United dan sama sekali tidak akan dijual. Evans yang telah beberapa kali dicoba untuk mendampingi Rio Ferdinand atau Nemanja Vidic itu menjawab tantangan yang diberikan dengan permainan yang tenang dan meyakinkan. Puncaknya adalah saat kerjasamanya dengan Vidic mampu membuat duet bomber Chelsea Didier Drogba dan Nicolas Anelka tidak berdaya di Old Trafford.
8. Marouane Fellaini (Everton)
Hal pertama yang menonjol dari Fellaini tentunya adalah gaya rambut kribonya. Namun saat berada di lapangan, ia menjadi benteng pertahanan pertama Everton di lini tengah dan menjadi ancaman serius bagi bek lawan saat terjadinya tendangan sudut. Empat gol yang telah dicetaknya hingga sekarang menjadi buktinya. Walaupun ia memerlukan beberapa pertandingan untuk menyesuaikan diri dengan gaya permainan The Toffees dan Liga Primer, ia kini dengan cepat membuktikan kalau ia memang pantas menjadi pemain termahal dalam sejarah Everton.
9. Rafael da Silva (Manchester United)
Kapten Gary Neville mengira saat ia kembali dari cedera, ia hanya akan bersaing dengan Wes Brown di posisi bek kanan United. Namun ia bersama Brown malah harus tersingkir oleh pemain Brasil ini. Rafael, yang saudara kembar identiknya Fabio juga dikontrak oleh United, memberikan alternatif serangan baru di sisi kanan Setan Merah dengan kesukaannya untuk lebih sering berada di lapangan lawan menyerang daripada kembali bertahan. Gol yang dicetaknya ke gawang Manuel Almunia sudah membuatnya memiliki rasio gol yang lebih baik dari Neville. Kini, tinggal tunggu waktu saja hingga posisi bek kanan itu menjadi milik Rafael seterusnya.
10. Theo Walcott (Arsenal)
Nasib Walcott tidak berbeda jauh dengan kaptennya di Arsenal. Musim yang dimulai dengan sangat mengesankan dan sensasional terpaksa harus terpotong dengan tiba-tiba akibat cedera. Hattrick yang dicetaknya saat berkostum Three Lions membuat Inggris berhasil membalas dendam terhadap Kroasia yang membuat mereka gagal ke Euro 2008. Arsenal kehilangan hampir setengah dari kekuatan serangan mereka dengan absennya Walcott dan Fabregas.
Dari sepuluh pemain di atas, pilihan kami untuk gelar Pemain Muda Terbaik Tahun Ini versi PFA adalah Gabriel Agbonlahor dari Aston Villa. Gol-gol yang dicetaknya membuat Villa mampu menembus Big Four menggantikan posisi Arsenal.
Patut diingat kalau semua ini lebih banyak dilakukan Gabby dengan bertarung sendirian menjadi target man di lini depan Villa tanpa bantuan John Carew